tema bebas
Hi, barcodes!
It's friday, so it's time for barcode project. Jumat kali ini, kita akan membahas tentang pertama kalinya kita dapet uang dari hasil sendiri.
Foto: Pinterest |
Ingat banget, dulu pas SMP dapat tugas bahasa Indonesia suruh nulis. Nah, ternyata tulisan aku yang awalnya cuma untuk ngumpulin tugas, dimuat di majalah sekolah. Sama sekali nggak ada niat buat masukin ke majalah sekolah dan I felt so proud of me. Bahkan aku juga nggak tahu kalau itu akan ada fee-nya. Walaupun fee-nya nggak seberapa cuma, rasanya tuh bangga banget. Gimana nggak bangga, tulisan ada di majalah sekolah (walaupun nggak tahu pada dibaca apa enggak itu majalah hehe), guru aku pun istilahnya mengakui adanya tulisan itu. Super proud of myself.
Abis dipanggil guru tentang itu aja jadi senyum-senyum sendiri, apalagi dipanggil sama kamu, iya kamu, my future (mulai mengkhayal lagi). Nama juga masih anak SMP, uangnya pun dipake buat jajan bareng temen-temen dan baru deh sisanya disimpen.
Nggak kalah sama perasaan yang aku rasain waktu SMP. Ketika kuliah pun aku ngalami perasaan itu lagi waktu aku magang. Di akhir magang waktu itu, aku diminta untuk stay sampai akhir semester. Dari tawaran itu, lumayanlah dapet uang tambahan. Rasanya selain bangga, aku juga jadi mikir bakal aku gunain buat apa, nabungkah, beliin orang tua apa, dan macem-macem deh. Walaupun uangnya juga gak seberapapun, lihat itu hasil kerja sendiri rasanya seneng banget.
Foto: Pinterest |
Bukan dilihat dari kapan aku mulai menghasilkan sesuatu, bukan juga soal materi dan seberapa capaian itu, tapi tentang perasaan yang ada dalam diri sendiri. Kepuasan, kesenangan, dan jelas ada kebanggaan disana. Ibaratnya dapet apresiasi yang nggak langsung gitu. Apresiasi apapun yang kamu lakukan walaupun hanya dalam hal kecil, karena itu akan sangat berarti bagimu.
Regards,
F
Foto: Pinterest |
"Pernah gak ada temen cowok yang di kira pacar kamu?"
"Nggak ada, nggak tahu."
"Kok nggak tahu? Emang nggak ada yang nanyain?"
"Enggak."
"Lha si Bena?"
Shafa tersenyum sinis. "Jangan kebanyakan dengerin gosip makanya."
"Lha dia setiap ditanyain tentang lo jawab aja tuh, sambil senyum-senyum. Malah kayak beneran gitu. Masak nggak pacaran?"
Shafa menghela napas dan menghentikan aktivitas menulis catatan matakuliah Pak Bambang. "Jangan terlalu percaya sama omongan dan kelakuan Bena."
Shafa seakan seperti artis yang harus mengklarifikasi setiap ulah Bena. Dia hanya bisa menghela napas panjang tanda dia sudah bosan dengan semua pertanyaan, "Bena mana Fa?" "Dicariin Bena tadi." "Nggak bawain Bena bekel?" "Lo pacarnya Bena?" "Lo suka gak sama Bena?". Semua pertanyaan dan pernyataan seperti itu seakan sudah hafal diluar kepala. Shafa sudah lelah menanggapi teman-temannya yang terus-menerus membahas dan menyangkut-pautkan dirinya dengan Bena. Shafa memberi tanggapan maupun diam, tetap saja gosip itu sudah tersebar seantero kampus. Bahkan, Dia sudah terlalu lelah melihat tingkah Bena yang selalu menanggapi semua pertanyaan itu, seakan-akan mereka adalah pasangan.
Shafa berusaha sabar dan menghindari Bena. Ada atau tidaknya Bena disekitarnya tetap membuat teman-temannya menanyakan tentang Bena bahkan menggodanya. Shafa bahkan pernah berpikir untuk mencari pacar agar gosipnya dengan Bena mereda bahkan hilang, tapi nyatanya ketika Bena sudah punya pacar yang sebenarnya, putus dan punya pacar lagi tetap saja hidup Shafa masih dikaitkan dengan Bena.
******
Bena terus saja berjalan tanpa menoleh ke belakang tidak memedulikan para penggemarnya yang terus memanggil namanya. Berbelok ke arah perpustakaan, Bena berhenti di dekat vending machine dan menarik tangan gadis yang sedang mengambil minuman. Merasa terganggu dengan sikap Bena yang asal menarik tangan orang tanpa izin, membuat Shafa menghempaskan tangan Bena. Kerumunan penggemar Bena yang masih mengikutinya melihat adegan itu dengan kesal karena Shafa berani-beraninya menghempaskan tangan Bena, sang Idola.
“Bisa nggak, nggak main tarik tangan orang.” keluh Bena.
Bena hanya mengedikkan kepalanya ke arah gerombolan fansnya, memberi tanda kepada Shafa agar dia tidak diserang oleh fansnya karena marah-marah padanya. Shafa menoleh dan hanya tersenyum sinis pada Bena dan fansnya. Dia mengambil minumnya dari vending machine tanpa memedulikan Bena maupun tatapan para gadis yang masih berdiri siap menjambak rambutnya. Melihat Shafa yang tidak bereaksi, Bena memutuskan menyeret Shafa masuk ke perpustakaan. Berusaha melepaskan tangannya, tapi tidak berhasil. Bena memilih duduk di deretan kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan belakang kampus yang dipenuhi rerumputan dan pepohonan.
Mereka duduk dalam diam untuk beberapa saat, sampai ketika Shafa membuka buku dan laptopnya hendak mengerjakan tugas, Bena membuka obrolan lebih dulu.
"Lo musuhin gue?" tanya Bena.
"Emang kenapa?" balas Shafa dengan pertanyaan lagi.
"Abis muka lo bete banget gitu, jutek nggak pernah ada kasih senyum."
Shafa bukannya menjawab dia hanya menyunggingkan senyum yang terlihat dipaksakan.
"Shaf?"
"Lo berisik banget sih. Gue mau ngerjain tugas, kalo lo mau ngobrol mending keluar terus ngomong deh tu sama cewek-cewek tadi." cerocos Shafa kesal karena Bena terus mengganggunya.
Bena tidak berbicara lagi tetapi juga tidak beranjak dari kursinya. Dia hanya duduk menatap Shafa yang berusaha konsentrasi pada buku dan laptopnya. Tidak nyaman dengan keberadaan Bena dan tatapan beberapa temannya yang melihat mereka duduk berdua membuat Shafa menutup sejenak bukunya.
"Ben, lo nggak capek apa ya ganggu gue. Lo sih nggak kena imbasnya, nah gue."protes Shafa.
"Enggak, kan dari tadi gue duduk ngapain capek?"jawab Bena dengan cengiran. "Diemin aja mereka. Nggak usah diribetin. Gue tidur bentar, kalo udah kelar bangunin ya."
Kemudian Bena menenggelamkan wajahnya ke tangannya dan tidur. Shafa yang gondok, hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya frustasi. Shafa masih saja tidak nyaman dengan tatapan fans Bena yang seakan mengajak berperang dan tatapan beberapa temannya yang senang menggodanya dengan Bena. Saat Shafa akan berpindah meja, suara Bena terdengar.
"Duduk aja disitu, nggak usah pindah."
"Ben, gue capek nih, risih diliatin mulu, dicengcengin nggak jelas. Gue komen nggak bikin reda, gue diem nggak bikin reda juga. Nah, lo juga suka jawab asal."
Bukannya menjawab atau menenangkan Shafa, Bena hanya memberikan cengiran tanpa rasa bersalah dan kembali tidur.
******
Foto: Pinterest |
Bena sama Shafa, Shafa sama Bena seakan tak pernah hilang. Teman-temannya seakan tidak mau menghilangkannya. Mereka masih saja mengaitkan Shafa dan Bena satu sama lain seakan Shafa dan Bena benar-benar berpacaran. Shafa hanya bisa diam dan menanggapi sekenanya saja. Nyatanya Bena dan Shafa tidak pernah ada apa-apa. Bena hanya menjadikan Shafa tameng dari para penggemarnya itu. Dan Shafa yang tidak mau melepas status jomblonya ya harus terima kalo dikaitakan dengan Bena meski sampai mereka lulus kuliah.
Kayaknya gue kudu punya cowok dulu terus nikah baru deh pada berhenti. batin Shafa.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hi barcodes!
Tema kali ini tentang temen cowok yang pernah dikira pacar. Super bingung sebenernya mau nulis apa dan gimana. At the end, aku bikinin ilustrasi cerpen ini yang agak ngena sama yang aku alami dan sedikit aku bumbui. So, ada bagian yang beneran aku alami dan ada juga yang aku kembangin dengan bumbu-bumbu mie instan hehe
Hope you guys enjoy it!
Regards,
F
Foto: Pinterest |
Di zaman yang serba mudah untuk menggunakan media sosial, generasi muda sering kali mengunggah gaya berpakaian mereka dengan tak lupa menambah #ootd. Gaya berpakaian yang bagaimana tentu menunjukkan karakter seseorang. Apakah dia seorang yang sederhana, ribet, ceria, atau konsisten?
Nah tentunya ada banyak pilihan fashion yang digemari generasi muda. Mereka juga kerap meniru ataupun terinspirasi dari gaya berpakaian artis-artis atau mungkin selebgram-selebgram. Aku yang memang menggunakan hijab, tentu perlu mencocokkan apa yang akan aku kenakan. Karena hijab atau menggunakan kerudung bukanlah sekedar trend, tetapi identitas dari pada diri kita sendiri. Ketika memadupadankan pakaian kitapun harus tahu etika dan aturannya. Tidak mungkin kita pergi ke tempat yang formal menggunakan kaos lengan pendek dan celana pendek. Tentu dimana kamu berada, kamu pasti punya style sendiri sesuai dengan tema dan situasi.
Sekedar berbagi gaya yang kerap aku pilih (bukan tips sebenarnya). Biasanya aku hanya akan mengenakan celana jeans, kemudian untuk atasan aku akan memilih kemeja atau kaos panjang, dan menggunakan kerudung yang tentu bahannya tidak membuat panas. Kalaupun aku memakai outer atau kemeja yang aku jadikan outer aku lebih sering menggunakan kaos atau kemeja dengan lengan buntung lalu aku campur dengan outer lengan panjang. Untuk kerudung lebih milih yang bahannya adem dan gak licin, mau segi empat ataupun pasmina sejauh ini aku oke-oke aja. Aku sendiri jarang menggunakan rok, tetapi aku lebih memilih menggunakan long dress daripada yang cuma rok bawahan dan atasan yang terpisah (maklum gak terlalu paham fashion). Kalian bisa lihat gimana aku pilihan outfit-ku di account ig aku kok.😊😊 Kurang lebih beberapa foto dibawah ini yang mendekati gayaku.
1. Outfit yang paling simple
Foto: Pinterest |
Foto: Pinterest |
2. Perpaduan outer/kemeja
Foto: Pinterest |
Foto: Jepretan Pribadi |
3. Kemeja on point
Foto: Pinterest |
Foto: Pinterest |
4. Ketika harus pakai rok
Foto: Pinterest |
Foto: Jepretan Pribadi |
Berpakaianlah dengan etika dan tata kramanya sesuai dimana kamu akan berdiri. Seperti apa gaya berpakaianmu itulah identitasmu. Be proud of what you wear and who you are. You're the best fashion stylist for your outfit. ✌
Regards,
F
Hai Barcode Project.
Indonesia menjadi salah satu negara mayoritas menganut agama Islam. Tak dipungkiri apabila tren busana muslim banyak berkembang di Indonesia. Terlebih kemunculan media sosial yang begitu masif mampu membuka ruang terciptanya pasar dan peluang usaha. Tren berpakaian ala muslim Indonesia ini nggak bisa disamakan dengan negara lain.
Letak geografis dan budaya yang ada di Indonesia sendiri jelas sudah berbeda. Iklim tropis yang menjadi lokasi negara Indonesia ini bisa jadi pembeda dengan yang lain. Jelas ada beragam pertimbangan cara berpakaian seperti karena kondisi cuaca.
Panas dan gerah jadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Kamu pasti bakal mengeluh kan sama cuaca dan gerahnya Indonesia. Daripada makin bete karena cuaca yang bikin nggak nyaman, ada baiknya kamu memilih bahan yang menyerap keringat dan bikin adem. Contohnya apalagi kalau bukan katun.
Nah ini ada beberapa gaya simpel seleb yang bisa kamu tiru dalam sehari-hari. Saya mengamati beberapa seleb yang ikuti instagramnya. Kamu pasti bisa menebak, saya tipe berpakaian seperti apa kalau lihat akun-akun berikut ini yang saya ikuti.
Udah yuk intip foto-foto gaya simpel seleb dihimpun dari instagram yang bersangkutan pada Jumat (18/8).
1. Gita Savitri Devi.
2. Ayudia Bing Slamet.
3. Tantri Namirah.
4. Nina Zatulini dan Natasha Rizky.
Indonesia menjadi salah satu negara mayoritas menganut agama Islam. Tak dipungkiri apabila tren busana muslim banyak berkembang di Indonesia. Terlebih kemunculan media sosial yang begitu masif mampu membuka ruang terciptanya pasar dan peluang usaha. Tren berpakaian ala muslim Indonesia ini nggak bisa disamakan dengan negara lain.
Letak geografis dan budaya yang ada di Indonesia sendiri jelas sudah berbeda. Iklim tropis yang menjadi lokasi negara Indonesia ini bisa jadi pembeda dengan yang lain. Jelas ada beragam pertimbangan cara berpakaian seperti karena kondisi cuaca.
foto: tantri namirah instagram |
Nah ini ada beberapa gaya simpel seleb yang bisa kamu tiru dalam sehari-hari. Saya mengamati beberapa seleb yang ikuti instagramnya. Kamu pasti bisa menebak, saya tipe berpakaian seperti apa kalau lihat akun-akun berikut ini yang saya ikuti.
Udah yuk intip foto-foto gaya simpel seleb dihimpun dari instagram yang bersangkutan pada Jumat (18/8).
1. Gita Savitri Devi.
foto: gitasav instagram |
2. Ayudia Bing Slamet.
foto: ayudiac instagram. |
3. Tantri Namirah.
foto: tantri namirah instagram. |
4. Nina Zatulini dan Natasha Rizky.
Hidup di wilayah tropis seperti Indonesia ini memang wajib banget memerhatikan pakaian. Namun yang terpenting, pastikan kamu nyaman. Jangan mengikuti tren yang ada, tapi jatuhnya nggak banget!
Dari unggahan di atas merupakan beberapa contoh simpel gaya berbusana sehari-hari dari seleb. Bayangin, mereka ada yang udah jadi ibu dua anak tapi nggak keliatan kan?
Gaya simpel hijabnya juga cocok banget buat siapa aja, mulai dari anak SMP hingga anak kantoran. Itu aja yang bisa aku berikan review tren hijab muslim saat ini. Maaf kalau jatuhnya sotoy hehe
Regards,
V
Sebelum aku ngebahas tentang K-pop, aku mau rekomendasiin kalian band asal Korea yang cukup menarik perhatianku. Selain karena membernya, aku juga suka lagu-lagunya. Liriknya suka ngena gitu. Welcome to DAY6!!!!
Noted: Kalian bisa cek juga yang judulnya Congratulation.
Menjadi penggemar Korean Pop atau yang sering disebut K-pop tentu memunculkan beberapa pro dan kontra. Kali ini barcode sedang membahas mengenai society yang mana berkaitan dengan demam K-pop yang sedang ramai-ramainya. Sebelumnya disini aku akan menempatkan diri sebagai penggemar K-pop (drama, variety show, dan group/boy/girl band), tetapi bukan jadi fans yang benar-benar fanatik.
Masuknya K-pop di Indonesia jelas mempengaruhi masyarakat, khususnya generasi muda. Kalau ditanya, apa sih yang menarik dari K-pop? Paras tampan dan cantik jelita, gaya fashion, skill bernyanyi dan menari, musik, alur cerita, dan kelucuan mungkin adalah beberapa jawaban dari pertanyaan tersebut. Pada dasarnya, mereka yang menjadi penggemar K-pop sama dengan mereka yang menjadi penggemar artis/penyanyi Indonesia atau American pop. Hanya saja, momen dimana para penggemar K-pop ini sedang menjadi sorotan dimana-mana, terutama media sosial.
Demam K-pop pun juga bukan hanya di Indonesia saja, di Thailand, Amerika, Malaysia, China, dan beberapa negara lainnya. Dari yang aku amati, hal yang paling terlihat terpengaruh dari budaya K-pop adalah fashion. Pakaian dan aksesoris yang kerap digunakan idol (sebutan untuk girl/boy group korea) dan aktris/aktor dalam drama, sering kali ditiru oleh para penggemar. Hal itu tentu menjadi hal positif bagi mereka yang menjadi penjual atribut K-pop atau yang menjual pakaian-pakaiannya. Keinginan untuk memiliki atau menggunakan benda yang sama dengan idola mereka inilah yang cukup terlihat pengaruhnya.
Foto: Pinterest |
Selama aku menjadi penggemar K-pop ataupun K-drama, memang ada hal negatif yang aku rasakan, tetapi hal positif pun aku juga dapatkan. Hal negatif yang kerasa adalah
- Addicted. Berasa kayak candu dan gak bisa berhenti buat gak nonton lanjutan episode berikutnya.
- Begadang dan lupa waktu. Karena saking addicted-nya bikin lupa waktu karena kalo misal lihat drama dan punya episode 1 sampai 16 (ending) bisa deh tuh begadang tanpa berhenti alias maraton gitu.
- Senyum-senyum nggak jelas. Because you found it funny but others don't think the same with you.
- Boros. Boros disini kalo misal beli-beli benda yang kaitannya sama yang kita suka. Buat kita sih kayak wajar ataupun lumrah tapi orang lain yang lihat kita beli-beli barang atau bahkan tiket konser bakal mikir itu mubazir.
Foto: 2PMAlways
Foto: 2PMAlways
Walaupun ada hal yang bisa dibilang something that's unreasonable but there are something good that I can take from being K-popers.
- Expand knowledge. Dari lihat drama-drama Korea maupun variety show-nya, aku jadi nambah ilmu lagi. Bukan cuma tentang budaya korea aja, tapi juga budaya lain (kayak misal kalo mereka lagi visit negara lain). Jadi lebih tahu tentang dunia internasional gitulah.
- Belajar bahasanya. Karena bahasa Korea bukan bahasa ibu ataupun bahasa kedua aku, so aku jadi belajar bahasa Korea dari nontonin drama ataupun variety show. Bisa dibilang bahasa adalah kendala buat para international fans. Kita butuh adanya subtitle (atleast English subtitle), nah jadi belajar bahasa Korea dan bahasa Inggris. Sekarang pun udah ada beberapa kosakata yang aku tau artinya tanpa perlu subtitle, walaupun masih sedikit banget.
- Healing time. Ketika mood lagi buruk banget dan bawaannya emosi, aku kadang milih untuk nonton variety show korea karena nyatanya bisa memperbaiki moodku. Kayak misal nonton The Return of Superman, variety show tentang para celeb yang udah jadi bapak buat ngasuh anak mereka yang unyu-unyu itu.
- Buat yang susah makan mungkin akan jadi bernapsu buat makan. Karena setiap kali liat mereka makan itu kayaknya enak banget, sampe bikin ngiler. Sumpah, jangan nontonin yang lagi makan-makan tengah malam, karena bakal bikin super ngiler kruyukan perutnya tengah malam. (ups, ini neg or pos? He he )
- Bisa jadi lebih sehat, karena beberapa fans akan ngikutin gerakan dance dari boy/girl group itu. Nah dengan gitu kan jadi banyak gerak jadi sama dengan olahraga.
Terlihat seperti aku sangat pro pada K-pop. Perlu diketahui saja, K-pop masuk ke Indonesia sebenarnya sudah cukup lama. Aku sudah mulai menontonnya mungkin sejak SMP dan aku juga ingat kala itu aku juga menonton drama-drama taiwan. Hanya saat ini jumlah yang menjadi penggemar semakin meningkat dan yang digemaripun semakin banyak. Bukan hanya dramanya, tetapi juga musik, variety show, boy/girl group, fashion, bahkan makanannya.
Menggemari sesuatu boleh asal tidak menjadi berlebihan dan bahkan membahayakan diri kita sendiri. Ambil hal positif dari apa yang kamu gemari dan usahakan untuk menghindari dari hal yang bisa mempengaruhi ke arah yang buruk. So guys, what do you think about K-pop? These are what on my mind when I heard about K-pop. Kalo ada yang sependapat boleh, yang nggak sependapat juga boleh. Ingat, di Indonesia semua warganya berhak untuk berpendapat, tapi ketika kalian berpendapat tentu ada etika yang perlu kalian jadikan pertimbangan.
Menggemari sesuatu boleh asal tidak menjadi berlebihan dan bahkan membahayakan diri kita sendiri. Ambil hal positif dari apa yang kamu gemari dan usahakan untuk menghindari dari hal yang bisa mempengaruhi ke arah yang buruk. So guys, what do you think about K-pop? These are what on my mind when I heard about K-pop. Kalo ada yang sependapat boleh, yang nggak sependapat juga boleh. Ingat, di Indonesia semua warganya berhak untuk berpendapat, tapi ketika kalian berpendapat tentu ada etika yang perlu kalian jadikan pertimbangan.
Stay calm, stay positive, guys!
Regards,
F
Pada akhir pekan lalu, saya membeli sebuah buku berjudul ‘Generasi
Langgas: Milennials Indonesia’. Sudah sejak lama saya ingin membacanya, namun
baru kesampaian kemarin. Ada yang menarik dari topik bahasan Barcode Project
kali ini.
Saya nggak akan membahas buku terlalu jauh, melainkan akan
menghubungkan dan mencocokan apa yang saya baca dengan tema barcode bertajuk ‘Society’.
Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai muncul dan maraknya deman
K-Pop.
Demam K-Pop ini sebenarnya sudah ada sejak lama akan tetapi
saya tidak bisa memastikan kapan pertama kali muncul. Namun demikian, menurut
salah satu teman yang juga seorag K-Popers (sebutan pecinta budaya, Idol dari
Negeri Ginseng) menyebutkan Drama Korea mulai masuk di Indonesia saat saya
masih SMP. Jika ditarik ke belakang, saya SMP sekitar tahun 2009.
foto: soompi |
Dia bercerita, kemunculan para penggemar Korea yang semasif
ini karena ada momen. Dia mengklaim Drama Korea yang ditayangkan di sebuah
televisi swasta biasa disetel pada malam hari atau menjelang dini hari (Saya
lupa obrolannya, maaf kalau kurang tepat). Jadi karena penanyangan drama
tersebut memengaruhi penonton alias nggak banyak yang nonton. Begitu kata salah
seorang temanku.
Dari cerita tersebut, saya mulai membayangkan ada benarnya
juga. Namun di sisi lain, jumlah para penggemar K-Pop ini semakin bertambah
karena beberapa faktor. Salah satu faktornya yaitu adanya kemudahan akses
informasi mengenai K-Pop. Kita tahu para penggemar K-Pop menjadi tahu tentang
K-Pop lewat media-media informasi. Salah satu yang berperan adalah melalui
internet.
Bayangkan saja, kita orang Indonesia bisa mengetahui hal yang
jauh dari mana kalau bukan internet, buku, dan media konvensional lainnnya. Ngomongin
soal demam K-Pop, pasti nggak bisa dilepaskan dari anak muda. Dilansir dari
buku Generasi Langgas: Milennials Indonesia disebutkan anak muda Indonesia
sekarang ini tergolong sebagai generasi milennials.
Generasi milennials ini disebut sebagai generasi yang tumbuh
berkembang bersama kemajuan teknologi. Dikutip dari buku karya Yoris Sebastian
disebutkan bahwa generasi milennials atau dalam buku menggunakan kata generasi langgas
sebagai generasi yang berbeda dari generasi lainnya. Nah dalam buku disebutkan
beberapa ciri seperti instant generation, efficient, to many choices, love
learning, information overload, tech savvy, multi tasker, dan lain-lain.
Membaca beberapa ciri generasi langgas, saya mulai menemukan titik kesaman mengenai bagaimana para generasi langgas dalam menjadi penggemar?
Ketika mengidolakan seseorang, generasi langgas akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang sang idola. Mereka memiliki banyak cara untuk memerolehnya. Bukan jadi hal tabu, kalau para K-Popers punya sumber-sumber terpercaya untuk memperbarui aktivitas sang idola. Hidup di era internet ini, kamu pasti termasuk orang yang banjir akan informasi. Coba deh kamu ketik satu kata kunci di google, pasti akan ada ribuan informasi.
foto: pexels |
Penggunaan internet dan gawai untuk mencari informasi sang idola menunjukkan fans adalah orang yang tech savvy alias nggak gaptek. Bukan hanya itu, generasi langgas dalam mengidolakan seseroang akan menjadi pribadi yang efisien. Mereka sudah tahu cara terbaik yang sesuai kantong pribadi. Contohnya ketika ada album atau konser atau karya terbaru dari sang idola. Mereka masih memiliki batas kewajaran. Sefanatik sama sang idola, kasarannya mereka tahu diri hehe.
Kalau mampunya nonton lewat YouTube, mereka akan memilih menyaksikan lewat YouTube. Akan tetapi jika mereka berniat nonton secara langsung, merekaakan putar otak untuk mewujudkan harapannya. Bisa jadi mereka nabung, bikin usaha, atau kepepetnya minta orangtua. Mereka adalah orang yang punya rasa ingin tahu besar, suka belajar, tapi ya kadang pengennya yang instan. Hehe
Menurutku kemunculan demam K-Pop itu hal yang wajar dan lumrah ada di tengah era informasi ini. Saya yang nggak begitu mengidolakan seleb Korea malah senang mendengar obrolan teman tentang idolanya Saya jadi tahu iniloh ada seleb yang begini, karyanya begitu, budaya Korea tuh aslinya gini, dan sebagainya.
Terima kasih sudah membaca, kalian sependapat atau punya pendapat lain? Bisa banget japri saya atau komen di bawah ini.
See you next post!
Regards,
V
Foto: Pinterest |
Jika ditanya, seberapa sering orang lain menganggapmu sebagai anak bungsu jawabannya tidak sering. Mereka (teman ataupun orang yang baru kenal) sering mengira aku bukan anak bungsu dan bahkan sering mengira aku yang merupakan kakaknya dan kakakku sebagai adikku. Entah fisik, karakter, atau kepribadianku yang membuat mereka mengira begitu.
Foto: Pinterest |
- Terkadang terlihat manja, tetapi pada situasi tertentu mereka bisa menjadi orang yang sangat mandiri dan sangat bisa diandalkan.
- Keras kepala. Mereka akan semakin keras kepala jika diberitahu atau dinasihati secara keras atau memaksa. Mereka perlu ada kelembutan dan pendekatan yang dapat membuat si bungsu melunak.
- Peduli dengan sekitar. Mendapatkan kasih sayang dari orang tua, kakak-kakaknya, bahkan sanak saudara membuat si bungsu menyalurkan kasih sayangnya juga kepada orang lain ataupun sekitarnya. Dan tingkat kepeduliannya mungkin terlihat lebih tinggi.
- Hidupnya lebih free. Mereka suka bermain, mencari hal baru, dan lebih ke arah cuek dan suka-suka (bukan hal yang negatif).
- Mudah bergaul. Jaringan pertemanan cenderung lebih luas.
Selain itu, beberapa karakter anak bungsu juga bisa dilihat di salah satu laman dosen psikologi yang ternyata kurang lebih menyebutkan hal yang serupa dari yang aku sebutkan. Nah, buat kalian yang juga termasuk dalam geng anak bungsu, kalian juga gitu nggak? Buat kalian yang mau iseng-iseng baca tentang si bungsu, bisa juga cek disini.
Regards,
F
Obrolan yang kerap muncul di tengah pertemanan adalah mengenai keluarga. Pasti kamu pernah menerima pertanyaan kamu anak ke berapa? Punya saudara berapa?
Nggak dipungkiri, pertanyaan tersebut menjadi 'pertanyaan umum' yang bisa jadi bahan obrolan. Bisa jadi karena kehabisan pertanyaan atau beneran penasaran. Hehe
Barcode project kali ini mengusung tema friend and family. Topik hari ini berkaitan dengan pertanyaan umum di atas.
Kamu anak ke berapa di keluargamu?
Berdasarkan pengalaman pribadi. Saya selalu membalikkan pertanyaan mengenai saya anak ke berapa dan punya saudara berapa?
"Menurutmu, aku anak ke berapa?," tanyaku balik sembari memberikan senyuman.
Nggak dipungkiri, pertanyaan tersebut menjadi 'pertanyaan umum' yang bisa jadi bahan obrolan. Bisa jadi karena kehabisan pertanyaan atau beneran penasaran. Hehe
Barcode project kali ini mengusung tema friend and family. Topik hari ini berkaitan dengan pertanyaan umum di atas.
Kamu anak ke berapa di keluargamu?
Berdasarkan pengalaman pribadi. Saya selalu membalikkan pertanyaan mengenai saya anak ke berapa dan punya saudara berapa?
"Menurutmu, aku anak ke berapa?," tanyaku balik sembari memberikan senyuman.
Nah dari pengalaman tersebut ada beragam jawaban berdasarkan perspektif masing-masing.
Karena sejak TK hingga SD, saya satu sekolah dengan kakak. Maka banyak dari orang yang mengenal saya sebagai seseorang adik. Jelas dengan demikian, saya adalah bukan anak pertama.
Sementara SMP, saya dikenal sebagai seorang yang punya kakak dan adik. Pasalnya setiap hari saya selalu nebeng kakak sampai sekolahnya. Lalu saya berhenti di pinggir jalan dan menunggu bus datang. Akan tetapi, saya kadang diantar oleh mama ke sekolah bersama adik.
Jadi jelas sekali bahwa saya bukan anak bungsu.
Seiring berjalannya waktu, saya mulai mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan. Saya pun mulai lepas dari keterikatan dengan keluarga. Mulai menjadi seorang 'individual' yang memang punya kesibukan masing-masing.
Berkembang menjadi pribadi, banyak orang mulai mengenal secara umum. Sementara ada pula yang mulai dekat secara personal. Lalu menanyakan hal-hal seputar diri. Apapun mulai dari hobi, kebiasaan, makanan kesukaan, dan tentunya keluarga.
Semakin ke sini, saya mulai banyak mendapat pertanyaan umum dengan jawaban yang mulai seragam. Banyak orang menilaiku sebagai anak terakhir di keluarga. Wow kenapa ya?
Jawabanmu berujung pada, "mungkin karena mulu nggak boros."
"Mungkin karena kamu imut."
Itulah jawaban yang sering sana terima dengan usia yang semakin bertambah.
Alhamdulillah sih kalau dibilang imut dan awet muda. Terima kasih Tuhan 😂😬😇😇😇😇
Namun saya pribadi bukan tipe orang yang mudah percaya dengan omongan yang cenderung memuji.
Saya justru berpikir, "apakah saya terlihat manja dan nggak dewasa sehingga banyak yang mengira--saya anak bungsu?"
Tolong jawab jujur, apakah aku terlihat nggak dewasa atau kekanak-kanakan?
Tulisan ini bukan berarti mengklaim bahwa anak terakhir adalah anak manja dan kekanak-kanakan. Nyatanya, banyak di luar sana, anak bungsu justru lebih dewasa dari kakaknya. Angka sekadar angka dan urutan. Sementara kamu pribadi adalah hal utama. Mau kamu anak pertama, kedua, keriga, kesekian. Kamu tetaplah kamu dengan pribadi yang unik.
Kamulah yang utama ♥️❤️❤️❤️❤️💃💃
Dari panjangnya tulisan di atas, saya sendiri belum menjawab pertanyaan kamu anak ke berapa? Maaf yaaah!
Saya adalah anak kedua daru beberapa saudara. Kalau dijulukan Jawa, sebutannya gotong mayit. 😂
See you soon❤️
Regards,
V
Pernahkah
kalian berfikir bahwa sebuah rasa cinta dapat tertuang ke dalam sebuah potretan
foto?
Mungkin
kebanyakan orang lebih banyak melambangkan dan menyampaikan rasa cintanya
melalui bunga, coklat, surat cinta, lagu, puisi, boneka, atau yang lainnya.
Tapi menurutku ada satu benda yang memiliki makna jauh lebih dalam daripada itu
semua. Benda apa seh itu? Benda itu adalah sebuah foto (potretan di masa lalu)
yang mengingatkanmu tentang sebuah kisah, sebuah perasaan,dan sebuah ingatan
yang takkan terlupakan. Karena dari sebuah foto seseorang dapat menunjukkan
rasa cintanya meski tidak pernah mengucapkannya melalui lisan. Seperti potretan
foto dibawah ini yang mewakili makna cerita cinta tersembunyi dari berbagai moment tak
terlupakan.
Dalam moment foto pertama ini tanpa perlu menjelaskan panjang lebar, kita bisa menilai dan melihat sendiri bagaimana rasa haru dari pengalaman yang luar biasa dari sepasang orangtua baru saat mendekap erat bayi pertamanya. Bukankah itu kehangatan dari sebuah cinta?
"Ibu..,kasih
sayangmu takkan pernah padam meski waktu melemahkan ingatanmu"
Foto ini menjelaskan secara tersirat bagaimana pengorbanan seorang ibu dalam memenuhi segala kebutuhan anaknya. Termasuk kebutuhan sandang dan pangan, dari mulai pakaian yang menghangatkan tubuh anaknya sampai makanan yang tercukupi demi keberlangsungan hidup keluarga.
foto : tumblr
"Ketika
kau jauh , maka aku baru mengerti apa itu rindu kak"
foto : tumblr
"Haiii..teman
rasa saudara"
Sahabat adalah orang yang kadang jauh lebih kita percaya untuk berbagi segala cerita, dari mulai cerita tentang gebetan, hobi, buku kesukaan, sampai segala sesuatu yang ga kita suka juga kadang kita diceritain. Makanya kadar rasa sayang kita ke sahabat terkadang hampir sama dengan kadar rasa sayang kita ke saudara sendiri.
foto : tumblr
"Memilihmu
takkan pernah keliru"
Terkadang dalam hidup kita percaya bahwa hanya dengan melihat dan berfikir sudah cukup untuk memahami isi hati seseorang dan memilihnya untuk menjadi pendamping hidup. Padahal sebenarnya kita juga harus banyak-banyak mendengarkan keinginan hati kita dan seseorang tersebut untuk dapat saling memahami.
Hingga ketika suatu saat dirimu sudah dapat berbagi hati bersamanya dengan rumus 3 M (melihat, mendengar, dan merasakan), maka pilihanmu untuk berdampingan dengannya sampai akhir usia adalah pilihan yang tak kan pernah keliru.
foto : tumblr
Nah itu tadi beberapa foto yang diambil dari berbagai moment dimana menurut saya dapat menjadi sebuah lambang dari uangkapan cinta. Karna dari foto, kita bisa melihat dan merasakan makna rasa cinta yang tersirat dari setiap jepretannya.
Sekian dan terimakasih :)
dengan rendah hati,
A