#31 Review Spotify Premium ala Vindia


Spotify adalah sebuah aplikasi yang pastinya nggak asing lagi di telinga kalian. Bagi kamu si pecinta musik, pasti nggak akan melewatkan untuk menjajal aplikasi musik Spotify. Kali ini saya akan mereview apps penyetel musik yang komplet.

Lebih dari 6 bulan, saya sebagai pengguna Spotify. Berawal dari rasa penasaran tentang seperti apasih Spotify? Handphone apalagi smartphone kan sudah punya fasilitas musik player, lalu kenapa ada Spotify? Berangkat dari rasa penasaran tersebut, saya pun mengunduhnya di Play Store.

Pada saat pertama mengunduh, saya tidak ingat prosedurnya seperti apa. Tapi sepertinya harus login dengan email atau menggunakan media sosial seperti facebook dan lain-lain. Saya memilih menggunakan facebook karena yang cepet (lansung ter-direct ke akun facebook). Saat itu pula, saya mendapatkan free trial premium di mana saya dapat fasilitas premium ala Spotify.

Sekali membuka apps, ada beragam artis, playlist, maupun lagu yang tersedia. Kamu bisa memilihnya sesuai selera, bisa dipilah berdasarkan genre, penyanyi, lagu, album, dan lain-lain. Menurut saya, hal tersebut memudahkan pengguna untuk memilah lagu sesuka hati. Sementara itu, kesempatan mendapat fasilitas trial premium tentu tak dilewatkan. Tentu berbeda dengan fasilitas free.

Hal yang membedakan antara free dan premium adalah pertama, free tidak menggunakan biaya fan premium menggunakan biaya. Kedua, free masih terbatas menyetel lagunya. Sementara premium sesuka hati. Ketiga, free masih ada iklan tiap beberapa kali putar lagu. Sedangkan free, bebas iklan. Dengerin lagu makin oke tanpa hambatan. Keempat, free nggak bisa rewind atau back. Sedangkan premium bisa-bisa aja. Kelima, free hanya untuk pendengar tanpa bisa mendownload lagu. Fasilitas premium jelas bisa download lagu sepuasnya sampai memori hape penuh. (Pengalaman hehe).

Anyway, spotify itu mirip seperti musik player. Hanya saja, lagu yang ada selalu mengikuti perkembangan alias up to date. Ibarat kata, Spotify itu toko kaset modern. Mengapa demikian? Pasalnya, hampir sebagian besar lagu yang ada di spotify belum tentu ada bentuk fisiknya alias lagu digital.

Kadang kala, kamu pasti kesulitan mencari lagu terutama indie di pasaran. Namun demikian, di spotify hampir semua ada. Apalagi ada playlist berjudul IndieNesia. Sebuah wadah list lagu-lagu dari penyanyi maupun band indie yang sayang untuk dilewatkan.

Awalnya saya hanya pengguna free yang ketagihan nyetel musik pakai spotify. Ketagihan karena Spotify menawarkan lagu-lagu update yang enak didengarkan ketika bekerja. Singkat cerita, saya pun mendownload Spotify PC di komputer kantor. Hampir setiap kerja, Spotify menemaniku hingga saat ini.

Spotify memang apps yang bagus. Pasalnya semua lagu yang ada di sana jelas resmi dan legal. Saya pun mulai mengurangi unduh lagu dengan keyword free download mp3 lagu bla bla bla. Sebut saja, saya mencoba melawan pembajakan. Hehe

Sejak nyaman dengan free trial, salah satu temanku menawariku Spotify Premium.  Karena tertarik fasilitas bisa download lagu dan bebas iklan, saya pun setuju untuk menjadikan Spotify free menjadi premium. Kebetulan, temanku menawari paket 'family' di mana harganya lebih murah. Selama tiga bulan, saya hanya membayar 50 ribu.

Sudah memasuki angka 3 bulanan, saya menggunakan Spotify Premium. Saya pun merasa nyaman dan senang memiliki Spotify premium. Mulai tanggal 1 Juni kemarin, saya baru saja memperpanjang Spotify Premium ke teman.

Saat ini saya merasa senang karena Spotify tak menecewakan. Selalu memberikan fasilitas oke dan mumpuni. Jeleknya cuma satu, memori hape saya nggak begitu banyak. Jadi lagu-lagu favorit nggak semua tertampung di HP.

Oke segitu dulu ya tulisan Spotifyku. Terima kasih sudah membaca! Saya nulis ini dari pukul 23.00 sekoan hingga 23.45. Deadliner coy! Seenggaknya nggak denda hehe. Thankyou gaes!

Regards,

V

You May Also Like

0 komentar