#47 Angka sekadar angka, hatimulah yang utama

 Obrolan yang kerap muncul di tengah pertemanan adalah mengenai keluarga. Pasti kamu pernah menerima pertanyaan kamu anak ke berapa? Punya saudara berapa?

Nggak dipungkiri, pertanyaan tersebut menjadi 'pertanyaan umum' yang bisa jadi bahan obrolan. Bisa jadi karena kehabisan pertanyaan atau beneran penasaran. Hehe

Barcode project kali ini mengusung tema friend and family. Topik hari ini berkaitan dengan pertanyaan umum di atas.

Kamu anak ke berapa di keluargamu?

Berdasarkan pengalaman pribadi. Saya selalu membalikkan pertanyaan mengenai saya anak ke berapa dan punya saudara berapa?
"Menurutmu, aku anak ke berapa?," tanyaku balik sembari memberikan senyuman.


Nah dari pengalaman tersebut ada beragam jawaban berdasarkan perspektif masing-masing. 
Karena sejak TK hingga SD, saya satu sekolah dengan kakak. Maka banyak dari orang yang mengenal saya sebagai seseorang adik. Jelas dengan demikian, saya adalah bukan anak pertama. 

Sementara SMP, saya dikenal sebagai seorang yang punya kakak dan adik. Pasalnya setiap hari saya selalu nebeng kakak sampai sekolahnya. Lalu saya berhenti di pinggir jalan dan menunggu bus datang. Akan tetapi, saya kadang diantar oleh mama ke sekolah bersama adik. 
Jadi jelas sekali bahwa saya bukan anak bungsu.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai mengembangkan diri dengan berbagai kegiatan. Saya pun mulai lepas dari keterikatan dengan keluarga. Mulai menjadi seorang 'individual' yang memang punya kesibukan masing-masing. 

Berkembang menjadi pribadi, banyak orang mulai mengenal secara umum. Sementara ada pula yang mulai dekat secara personal. Lalu menanyakan hal-hal seputar diri. Apapun mulai dari hobi, kebiasaan, makanan kesukaan, dan tentunya keluarga.

Semakin ke sini, saya mulai banyak mendapat pertanyaan umum dengan jawaban yang mulai seragam. Banyak orang menilaiku sebagai anak terakhir di keluarga. Wow kenapa ya? 

Jawabanmu berujung pada, "mungkin karena mulu nggak boros."

"Mungkin karena kamu imut."

Itulah jawaban yang sering sana terima dengan usia yang semakin bertambah.

Alhamdulillah sih kalau dibilang imut dan awet muda. Terima kasih Tuhan 😂😬😇😇😇😇
Namun saya pribadi bukan tipe orang yang mudah percaya dengan omongan yang cenderung memuji.
Saya justru berpikir, "apakah saya terlihat manja dan nggak dewasa sehingga banyak yang mengira--saya anak bungsu?"

Tolong jawab jujur, apakah aku terlihat nggak dewasa atau kekanak-kanakan?

Tulisan ini bukan berarti mengklaim bahwa anak terakhir adalah anak manja dan kekanak-kanakan. Nyatanya, banyak di luar sana, anak bungsu justru lebih dewasa dari kakaknya. Angka sekadar angka dan urutan. Sementara kamu pribadi adalah hal utama. Mau kamu anak pertama, kedua, keriga, kesekian. Kamu tetaplah kamu dengan pribadi yang unik. 

Kamulah yang utama ♥️❤️❤️❤️❤️💃💃

Dari panjangnya tulisan di atas, saya sendiri belum menjawab pertanyaan kamu anak ke berapa? Maaf yaaah!
Saya adalah anak kedua daru beberapa saudara. Kalau dijulukan Jawa, sebutannya gotong mayit. 😂 

See you soon❤️
Regards, 
V


You May Also Like

0 komentar