#54 About HIM??

Foto: Pinterest
 Hi, Barcodes! How's your day? Was it tiring or fun? I hope you had a good. So, today's theme is love, about ciri-ciri cowok yang ditaksir. This topic is kind of hard for me. Hhahaha Because I can't relate to it. Actually, Vindi already made several questions related to the topic, but I don't think I can answer all the questions. Hope you enjoy my post, and happy Tuesday all!
😊😊😊😊😊😊

Tania meletakkan tasnnya diatas meja dan segera mendaratkan pantatnya di sofa. Dia memandangi sahabatnya yang tengah melipat wajahnya seperti koran yang super lecek.

"Lo tuh kenapa sih Nay? Pulang dari rumah oma kok suntuk gitu, lecek lagi tuh muka."tanya Tania meranjak untuk mengambil minum.

"Ya lo pasti tahulah kenapa gue suntuk."jawab singkat Kanaya sembari membalas pesan di ponselnya.

Tania tertawa. "Makanya cari pacar sono! Hahaha"

"Lo kira cari pacar kayak milihin tomat di pasar apa supermarket? Ya gue sih nggak masalah belum punya pacar, cuma ya gimana ya.. Tiap kali ke rumah oma dan semua cucunya kumpul, pasti pada bawa pasangannya."Kanaya mulai menerocos panjang lebar. "Lo tahu, Satria aja yang masih SMA udah bawa pacarnya."

"Wuih, kalah nih ceritanya sama satria yang masih unyu-unyu itu. Lo tuh ya, umur udah 25 masih selo kayak gini."

Kanaya yang malas mendengar ceramah panjang sahabatnya itu memilih beranjak ke kamarnya meninggalkan Tania sendiri di ruang tamu. Usia Kanaya yang sudah 25 tahun dan kesendiriannya selalu mendapat pertanyaan-pertanyaan tentang pacar, nikah, jodoh dan lainnya. Kanaya yang sudah bekerja merasa itu bukanlah prioritas utamanya saat ini. Tetapi perasaan sepi itu muncul setiap kali dia mengunjungi rumah omanya dan semua cucunya datang dengan pasangan masing-masing.

Tania segera menyusul sahabatnya sejak SMA itu ke kamar. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala ketika melihat Kanaya mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya meskipun di rumah.

"Nay, kalo lo ngerasa iri lihat mereka bawa pasangan ke oma, ya sekarang lo juga usaha dong buat cari pasangan menua bareng lo itu. Jangan jadi picky dan idealis deh."

"Siapa juga yang picky, siapa juga yang idealis."sahut Kanaya malas.

"Kalo bukan picky dan idealis terus apa? Lo itu terlalu pemilih tahu nggak."protes Tania.

Kanaya yang tidak terima berbalik menghadap Tania yang sedang menyeruput es sirup. "Setiap orang kan punya ideal man-nya sendiri. Lagian gue juga nggak muluk-muluk kok. Gue nggak minta Song Jong Ki yang jadi pacar gue ini."

"Nah terus lo mau cowok yang kayak gimana?"

Foto: Pinterest
Kanaya berpikir sejenak. "Jelas seiman dong dan yang lebih bagus imannya dari gue, yang lebih pinter dari gue, nggak ngerokok, lebih dewasa dari gue, good manner-nya, gue-nya nyaman, kalo soal fisik kalo bisa yang lebih tinggi dari gue, good look, terus ..."

"Terus yang kayak Dimas Beck gitu? Itu yang lo bilang nggak picky?"

"Itu wajar kali, lo juga mesti lihat bibitbebetbobot. Gue mau yang kayak Nichkhun apa Taecyeon aja Tan."

"Ngelunjak ya minta yang kayak Nichkhun sama Taecyeon. Lo beneran nggak lagi deket sama siapa gitu? Naksir siapa gitu?"

"Enggak ada."

"Masak sih, yang lo taksir gitu? Kalo ada kan gue bisa bantuin nyomblangin."

"Enggak ada Tania."

"Dimas?"

"No."

"Terserah deh, lama-lama lo gue jodohin juga ini."

Kanaya tidak membalas perkataan Tania dan mulai menggunakan earphone-nya. Bukan maksud hati Kanaya untuk tidak mencari pacar atau sekedar membuka pertemanan. Hanya saja, Kanaya seakan sudah lupa kapan terakhir kali dia jatuh cinta, dan seperti apa itu cinta. Benaknya terlalu penuh dengan novel-novel cinta dan segala drama dan film tentang percintaan. Seakan semua itu hanya akan jadi khayalan yang sulit untuk digapai dan hanya sebuah fairy tale.
******
Regards,

F

You May Also Like

0 komentar