BEING A SECRET ADMIRER

foto: istimewa.
Kalau ngomongin masalah cinta memang nggak akan pernah ada habisnya. Mengapa? Ada saja hal yang bisa dibicarakan, baik itu kesedihan maupun kebahagiaan. Semua menarik untuk dibicarakan.

Kali ini mendapat kesempatan untuk berbagi cerita mengenai pengalaman pertama (first experience) jadi secret admirer. Hmmmm pertama kali mendapat topik ini, saya berpikir secara ulang. Memangnya siapa sih?

Baiklah saya akan menceritakan kisah gadis kecil dengan kisah diam-diam suka-nya.

Saat itu usia gadis kecil sekitar 12 tahun dan masih menggenakan seragam putih merah di salah satu sekolah negeri di Yogyakarta. Saat itu, gadis kecil berambut sebahu ini sedang mempersiapkan ujian kelulusan. Gadis kecil itu menyadari bahwa dirinya perlu berusaha keras untuk mengapai sekolah impiannya. Ia pun mengikuti sebuah bimbingan belajar di kawasan Jalan Diponegoro Yogyakarta.

Kisah cinta diam-diam di mulai dari sebuah kelas berkeramik putih dengan deret bangku lipat yang banyak. Setiap tiga kali dalam seminggu, ia giat menempuh pelajaran tambahan. Di saat yang sama, ia bertemu dengan teman-teman baru yang senasib dengannya.

Pertemuan demi pertemuan ia jalani. Gadis kecil itu pun mulai mengamati dan terbiasa dengan teman-teman barunya. Seiriang berjalannya waktu, gadis polos itu pun mulai menaruh rasa kagum pada bocah laki-laki berperawakan kurus. Si gadis tak menyadari sejak kapan ia menaruh hati padanya, yang gadis ketahui hanya dirinya sedang mengagumi atau suka dengan lawan jenis.

Bocah laki-laki itu tampak menonjol di kelas. Ia sangat pandai bergaul maupun dalam pelajaran. Mungkin dari alasan itulah, gadis kecil itu menaruh perhatian lebih padanya. Sesekali ia melirik dan mencuri pandang ke arahnya. Kemudian tersenyum simpul dalam hati bahagia.

foto: pinterest
Jangan bayangkan apa yang dilakukan gadis kecil itu seperti anak zaman sekarang. Melihat dan bertemu dengan bocah laki-laki selama tiga kali dalam satu minggu sudah membuatnya bahagia. Ia tak perlu mengetahui alamat rumahnya, warna kesukaannya, hobi, dan hal-hal lainnya. Gadis kecil itu hanya mengetahui nama dari si bocah dan dari mana sekolah asalnya. Sederhana bukan?

Kini sepuluh tahun berlalu. Gadis kecil itu masih menyimpan memori ketika bimbingan belajar kala itu. Ia juga masih menyimpan nama dari bocah laki-laki itu. Tak sengaja, gadis yang kini beranjak dewasa itu mulai menjamah media sosial untuk mencari informasi tentang si bocah. Benar saja. Si bocah kini menjelma sebagai seorang laki-laki yang juga beranjak dewasa.

Si gadis tahu betul. Lingkaran pertemanan laki-laki dan dirinya berada di lingkaran yang saling bersinggungan. Bocah laki-laki itu pun berada tak jauh dari Gadis itu. Mereka satu kampus dengan terpisah jarak dan bangunan yang berdiri kokoh dan megah. Gadis itu pun tersenyum melihat sosok bocah yang ia temui 10 tahun lalu. Ia masih tampak pandai seperti 10 tahun lalu.

Hai bocah laki-laki 10 tahun lalu, masih ingatkah kau padaku?

Regards,

V

You May Also Like

0 komentar