Barcode Project

Barengan Corat-Coret Ide

Barcode Projects

  • Home
  • Penulis

Ada kalanya memilih. 
Seperti hidup yang selalu memilih di antara banyak pilihan. 
Kita memilih untuk hiatus sampai waktu yang belum ditentukan. 
Sampai bertemu di angka selanjutnya.

Regards, 
V, F, A.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Foto: Pinterest
"Pernah gak ada temen cowok yang di kira pacar kamu?"

"Nggak ada, nggak tahu."

"Kok nggak tahu? Emang nggak ada yang nanyain?"

"Enggak."

"Lha si Bena?"

Shafa tersenyum sinis. "Jangan kebanyakan dengerin gosip makanya."

"Lha dia setiap ditanyain tentang lo jawab aja tuh, sambil senyum-senyum. Malah kayak beneran gitu. Masak nggak pacaran?"

Shafa menghela napas dan menghentikan aktivitas menulis catatan matakuliah Pak Bambang. "Jangan terlalu percaya sama omongan dan kelakuan Bena."

Shafa seakan seperti artis yang harus mengklarifikasi setiap ulah Bena. Dia hanya bisa menghela napas panjang tanda dia sudah bosan dengan semua pertanyaan, "Bena mana Fa?" "Dicariin Bena tadi." "Nggak bawain Bena bekel?" "Lo pacarnya Bena?" "Lo suka gak sama Bena?". Semua pertanyaan dan pernyataan seperti itu seakan sudah hafal diluar kepala. Shafa sudah lelah menanggapi teman-temannya yang terus-menerus membahas dan menyangkut-pautkan dirinya dengan Bena. Shafa memberi tanggapan maupun diam, tetap saja gosip itu sudah tersebar seantero kampus. Bahkan, Dia sudah terlalu lelah melihat tingkah Bena yang selalu menanggapi semua pertanyaan itu, seakan-akan mereka adalah pasangan.

Shafa berusaha sabar dan menghindari Bena. Ada atau tidaknya Bena disekitarnya tetap membuat teman-temannya menanyakan tentang Bena bahkan menggodanya. Shafa bahkan pernah berpikir untuk mencari pacar agar gosipnya dengan Bena mereda bahkan hilang, tapi nyatanya ketika Bena sudah punya pacar yang sebenarnya, putus dan punya pacar lagi tetap saja hidup Shafa masih dikaitkan dengan Bena.
******

Bena terus saja berjalan tanpa menoleh ke belakang tidak memedulikan para penggemarnya yang terus memanggil namanya. Berbelok ke arah perpustakaan, Bena berhenti di dekat vending machine dan menarik tangan gadis yang sedang mengambil minuman. Merasa terganggu dengan sikap Bena yang asal menarik tangan orang tanpa izin, membuat Shafa menghempaskan tangan Bena. Kerumunan penggemar Bena yang masih mengikutinya melihat adegan itu dengan kesal karena Shafa berani-beraninya menghempaskan tangan Bena, sang Idola.

“Bisa nggak, nggak main tarik tangan orang.” keluh Bena.

Bena hanya mengedikkan kepalanya ke arah gerombolan fansnya, memberi tanda kepada Shafa agar dia tidak diserang oleh fansnya karena marah-marah padanya. Shafa menoleh dan hanya tersenyum sinis pada Bena dan fansnya. Dia mengambil minumnya dari vending machine tanpa memedulikan Bena maupun tatapan para gadis yang masih berdiri siap menjambak rambutnya. Melihat Shafa yang tidak bereaksi, Bena memutuskan menyeret Shafa masuk ke perpustakaan. Berusaha melepaskan tangannya, tapi tidak berhasil. Bena memilih duduk di deretan kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan belakang kampus yang dipenuhi rerumputan dan pepohonan. 

Mereka duduk dalam diam untuk beberapa saat, sampai ketika Shafa membuka buku dan laptopnya hendak mengerjakan tugas, Bena membuka obrolan lebih dulu.

"Lo musuhin gue?" tanya Bena.

"Emang kenapa?" balas Shafa dengan pertanyaan lagi.

"Abis muka lo bete banget gitu, jutek nggak pernah ada kasih senyum."

Shafa bukannya menjawab dia hanya menyunggingkan senyum yang terlihat dipaksakan.

"Shaf?"

"Lo berisik banget sih. Gue mau ngerjain tugas, kalo lo mau ngobrol mending keluar terus ngomong deh tu sama cewek-cewek tadi." cerocos Shafa kesal karena Bena terus mengganggunya.

Bena tidak berbicara lagi tetapi juga tidak beranjak dari kursinya. Dia hanya duduk menatap Shafa yang berusaha konsentrasi pada buku dan laptopnya. Tidak nyaman dengan keberadaan Bena dan tatapan beberapa temannya yang melihat mereka duduk berdua membuat Shafa menutup sejenak bukunya.

"Ben, lo nggak capek apa ya ganggu gue. Lo sih nggak kena imbasnya, nah gue."protes Shafa.

"Enggak, kan dari tadi gue duduk ngapain capek?"jawab Bena dengan cengiran. "Diemin aja mereka. Nggak usah diribetin. Gue tidur bentar, kalo udah kelar bangunin ya." 

Kemudian Bena menenggelamkan wajahnya ke tangannya dan tidur. Shafa yang gondok, hanya bisa menghentak-hentakkan kakinya frustasi. Shafa masih saja tidak nyaman dengan tatapan fans Bena yang seakan mengajak berperang dan tatapan beberapa temannya yang senang menggodanya dengan Bena. Saat Shafa akan berpindah meja, suara Bena terdengar.

"Duduk aja disitu, nggak usah pindah."

"Ben, gue capek nih, risih diliatin mulu, dicengcengin nggak jelas. Gue komen nggak bikin reda, gue diem nggak bikin reda juga. Nah, lo juga suka jawab asal."

Bukannya menjawab atau menenangkan Shafa, Bena hanya memberikan cengiran tanpa rasa bersalah dan kembali tidur.
******
Foto: Pinterest

Bena sama Shafa, Shafa sama Bena seakan tak pernah hilang. Teman-temannya seakan tidak mau menghilangkannya. Mereka masih saja mengaitkan Shafa dan Bena satu sama lain seakan Shafa dan Bena benar-benar berpacaran. Shafa hanya bisa diam dan menanggapi sekenanya saja. Nyatanya Bena dan Shafa tidak pernah ada apa-apa. Bena hanya menjadikan Shafa tameng dari para penggemarnya itu. Dan Shafa yang tidak mau melepas status jomblonya ya harus terima kalo dikaitakan dengan Bena meski sampai mereka lulus kuliah.

Kayaknya gue kudu punya cowok dulu terus nikah baru deh pada berhenti. batin Shafa.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hi barcodes!
Tema kali ini tentang temen cowok yang pernah dikira pacar. Super bingung sebenernya mau nulis apa dan gimana. At the end, aku bikinin ilustrasi  cerpen ini yang agak ngena sama yang aku alami dan sedikit aku bumbui. So, ada bagian yang beneran aku alami dan ada juga yang aku kembangin dengan bumbu-bumbu mie instan hehe

Hope you guys enjoy it!
Regards,

F

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Foto: Pinterest

Sadar atau tidak sadar? Ada beberapa orang yang secara sadar melakukannya, tetapi ada pula mereka yang tidak sadar telah melakukannya. Ya, bullying. Ini bukanlah hal baru. Saat ini sedang marak video yang memperlihatkan pem-bully-an yang dilakukan oleh mereka yang masih remaja dan mereka yang sudah bisa dianggap dewasa. Selain itu, pem-bully-an fisik juga kerap kali dikaitkan dengan sekolah, universitas, ataupun orientasi awal sekolah. 

Padahal, pem-bully-an juga kerap kali terjadi dengan mulut mau pun jari. Pem-bully-an bisa terjadi dimana saja. Secara tidak sadar ataupun sadar, ketika seseorang mengeluarkan kata ejekan ataupun kata kasar yang bermaksud menghina bisa jadi itu menjadi awal dari bullying secara verbal. Terus menerus mengolok-olok, termenerus menyakiti dengan kata-kata kasar atau ucapan hinaan terkadang lukanya lebih parah daripada luka fisik. 

Pem-bully-an dengan jari mungkin lebih sering dihadapi oleh mereka public figure ataupun mereka yang telah terkenal melalui media apapun itu. Meninggalkan komen-komen dengan kata-kata kasar, makian, cemooh, hinaan, bahkan fitnah di laman media sosial seseorang juga bisa menjadi tindak bullying secara tidak langsung. Perkata-perkataan tajam itu, entah benar atau tidak, tetap saja menimbulkan luka. 

Bukan hanya menindak tegas secara hukum saja, tetapi perlu ada pendampingan, pembimbingan bagi mereka yang menjadi "korban", "pelaku", maupun "saksi" dari bullying baik secara psikologi ataupun tidak. Terkadang ketika terjadi hal semacam itu, ada pihak yang menyalahkan sekolah, universitasnya ataupun instansinya. Tetapi perlu diingat, orang tua juga memiliki peran untuk mendidik dan mengontrol aktivitas putra-putrinya, seperti games yang mereka mainkan atau tontonan yang mereka lihat setiap harinya. Edukasi dini tentang bullying di sekolah dan keluarga juga penting. Edukasi tentang saling menyayangi sesama manusia dan makhluk hidup juga perlu benar-benar ditanamkan. 

Semoga tidak ada lagi kejadian pem-bully-an dimanapun, sekolah, universitas, tempat kerja, atau dimanapun. Tebarkan hal positif dan selalu menyayangi sesama. Hewan dan tanaman saja perlu disayang apalagi kita yang sesama manusia. :)

video from Brock Burnett youtube channel.
Regards,

F
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Baru-baru ini mencuat video yang menunjukkan adanya aksi perundungan atau biasa disebut dengan bullying. Kasus yang paling menjadi buah bibir, pertama kasus mahasiswa Gunadarm* dan kasus anak SMP di Thamrin City. Dua video tersebut menjadi viral lantaran sebuah akun bibir mengunggahnya.

Saya pribadi sudah nonton kedua video tersebut dan membatin, "ih apa banget sih ini anak?" Sementara itu, saya juga sok-sokan menjadi pengamat komentar. Tak sedikit para komentator alias netizen yang ikut bersimpati dengan si korban. Sementara itu, ada pula yang mengutuki para pelaku dengan kata-kata yang nggak kalah sadis.

foto: statisticbrain.com

Sebentar deh! Tunggu dulu!

Ini kan kasus perundungan di mana ada pelaku dan korban. Tindakan ini adalah tindakan tak terpuji yang selayaknya nggak dilakukan atau dihindari. Tapi dengan hadirnya komentar sadis yang mengutuki para pelaku? Lha apa bedanya komentator dan pelaku perundungan?

Di saat yang sama, saya menemukan kutipan menarik yang menanggapi adanya kasus perundungan. Kasus tersebut bukanlah hal baru, melainkan cerita lama yang (maaf selalu) terulang. Ngeri nggak sih? Namun demikian, mari kita belajar bersama-sama dalam menyikapi perundungan ini. Salah satu yang bisa menjadi refleksi kita semua adalah cuitan dari Najelaa Shihab. Beliau adalah pemerhati dunia anak dan pendidikan. Pertama kali saya mengenal lewat laman Youtube Semua Murid Semua Guru. 

foto: twitter Najelaa Shihab.

Berikut cuitan Najelaa terkait perundungan,
"Menangani perundungan adalah soal pencegahan dan pembiasaan bukan semata penindakan dan hukuman. Kasus "baru" yang hebih di media sosial jangan sampai menjadi cerita "lama". Sekadar peringatan sesaat yang diwarnai keprihatinan tapi tidak menggerak perubahan penanganan dan kebijakan."


Kasus ini nggak akan selesai dengan hukuman dan penindakan paska kejadian. Ada hal yang seharusnya kita semua lakukan seperti melakukan pencegahan dan pembiasaan. Poin penting yang ditegaskan Najelaa adalah Peduli bullying yang salah kaprah. Melabel korban, menyalahkan pelaku dan membiarkan saksi.

Kamu bisa baca tulisan lengkap Najelaa Shihab di sini. Yuk kita sama-sama bijak menyikapi perundungan yang ada!

Regards,

V
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
foto: pexels.


Lama tak menorehkan kata-kata untuk blog ini. Beberapa waktu sebelumnya, saya memang disibukan dengan long weekend yang cukup menyita perhatian. Saya mencari kebahagiaan manis untuk diri sendiri. Menarik diri dari rutinitas yang hampir seharian menatap layar komputer kantor.

Alasan untuk menjauh dari layar komputer membuat project ini ikut terseret. Terseret untuk diabaikan hehe. Jadi saya rela membayar denda untuk memberikan pahala yang berfaedah :")

Lalu pada tema yang kece ini, saya kembali mengumpulkan semangat menulis. Tema yang selalu menarik untuk dibahas, cinta. Tema ini sudah menjadi makanan sehari-hari, tapi sulit untuk jika tak melibatkan perasaan.

Cinta kali ini berhubungan dengan barang kesukaan. Ngaku deh, siapa yang suka benda kesukaan atau favorit? Hampir setiap manusia di muka bumi ini punya deh! Saya pun punya! Siap-siap dua bulan lagi saya ulang tahun, kamu bisa nyiapin benda-benda ini buat jadi kado hehe..

Apa saja?

1. Handphone.

Saya cukup prihatin dengan diri saya. Mengingat barang yang saya menjadi favorit saya adalah handphone. Tak tahu sejak kapan, saya jadi orang yang nggak bisa lepas dari hape. Hiks Apalagi tuntutan kerjaan memungkinkan untuk kepo dengan sosial media.


2. Buku/Novel.

Saya termasuk yang suka membaca buku, oleh sebab itu saya menjadikan buku sebagai benda kesukaan kedua.

3. Notes/Notebook.

Beranjak dewasa, saya sering menuangkan ide-ide dan kegelisahan dalam sebuah jurnal. Nulis manual adalah kelegaan tersendiri bagi saya. Kendati demikian, seiring perkembangan zaman tepatnya saat akhir SMP. Saya mulai mengenal blog, beralihlah saya ke blog. Etapi jujur, tiap ke toko alat tulis/kantor, saya menyempatkan diri untuk mampir ke bagian notes-notes. Tahukah kamu? Saya suka laper mata melihat notes/notebook lucu. Kalau punya uang berjuta-juta, rasanya jadi pengen beli semua. Hehe

4. Tas Totebag.

Saya termasuk orang yang nggak suka ribet, tapi menurut temen-temen saya orangnya ribet hehe. Nah loh! Dalam keseharian, sama halnya ketika mendapati notebook. Saya juga suka keranjingan menatap jajaran tas totebag. Hiks...

5. Sweater.

"Mbak kamu kok tiap hari pakai sweater," ungkap seorang teman.
Hehe saya emang suka banget sweater. Sebagai seorang penglaju yang tiap hari menempuh 40 km demi mencari sesuap nasi, saya membutuhkan fisik yang kuat. Biar nggak kedinginan, jaket atau sweater jadi andalan!


Sejujurnya ada banyak banget benda favorit, tapi 5 benda yang paling favorit sih ada di atas ya!~ Maksud saya yang terlintas di benak sih. Heuheu Benda di atas bisa sewaktu-waktu berubah, tergantung suasana hati si penulis. Hehe

Mbok Nda, we nggak denda lagi ya! :D

Regards,

V
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Foto: Pinterest

Postingan kali ini ada hubungannya sama lagu. Aku mencoba untuk bercerita dari lagu yang sudah ada dan mungkin masuk dalam playlist kalian. Kali ini aku usul lagunya Endah n Rhesa yang judulnya When You Love Someone. Kata Vindi,"Melow banget lagunya.", tapi ujungnya dia iya aja sama pilihanku. 

Back on the track, aku mencoba membuat cerita dengan tema dari lagu itu. Listen to their song and read my story! 


Teriknya matahari tak membuat Ayana mengeluh. Kesibukan koasnya sudah cukup menyita waktu Ayana untuk berpusing-pusing ria, jadi Ayana tidak mau berpusing-pusing ria menyalahkan teriknya matahari hari ini. Dia berjalan terus melangkah ke arah perpustakaan yang kini sudah penuh dengan mereka yang sedang berjibaku dengan buku dan laprop. Langkah Ayana ditemani oleh playlist yang ada di ipodnya. Setelah menemukan spot paling nyaman, 

Foto: Pinterest

Ketika Ayana tengah serius membaca jurnal untuk presentasinya nanti, playlist di ipodnya tengah memutar lagu milik Endah n Rhesa. Lagu yang mengingatkannya akan pria yang kini menjadi kekasihnya. Ingatan Ayana kembali saat dimana dia mengungkapkan perasaannya pada Darrell.

Ayana mahasiswi tingkat empat di Fakultas Kedokteran Gigi universitas ternama di Yogyakarta. Ayana berjalan ke arah kantin untuk membeli air minum. Saat hendak membayar air mineral yang ia genggam, sebuah suara yang sangat Ayana kenal membuatnya langsung menoleh. Setelah memberikan lembaran uang dua puluh ribu, Ayana memilih duduk diluar. 

Tawa ringan yang Ayana kenali membuat dia tidak dapat memalingkan dari sang pemilik suara Darrell. Darrell yang merupakan kakak tingkatnya yang sudah ia kagumi sejak Ayana menjadi mahasiswi tingkat 1. Kurang lebih dua tahun Ayana mengaguminya tapi sampai saat ini ia hanya memendamnya dan selalu memerhatikan Darrell tiap hari. 

Hubungan Darrell dan Ayana tidak ada yang spesial. Mereka saling kenal sebagai kakak tingkat dan adik tingkat, mereka kerap terlibat saat di kelas maupun acara kampus. Darrell yang memang sifatnya baik, supel, mudah bergaul, dan selalu mau membantu membuat gadis-gadis kadang salah mengartikan perhatian, pertolongan, ataupun sikap Darrell. 

" Sendiri aja, Ay?" tanya Darrell saat melewati meja Ayana.
Panggilan itu selalu membuat jantung Ayana berdegub berkali-kali lipat dari biasanya. Hanya Darrell yang memanggil Ayana dengan bagian depannya saja 'Ay'.

" Iya kak, habis kelas tadi."jawabnya sambil tersenyum. Darrell kemudian menyakan hal-hal umum yang terus membuat percakapan mereka terus berjalan. Percakapan itu terhenti saat seorang dokter yang sedang menuju kantin menghampiri Darrell.

" Kamu jadi mau ambil spesial tahun ini, Rell?" tanya dokter Inggrid. "Iya dok, Alhamdulillah lolos. Akhir tahun nanti berangkat."

Saat mendengar percakapan Darrell dan dokter Inggrid, tiba-tiba saja air mata Ayana sudah membasahi pipi chubby-nya. Ayana segera menghapus air matanya saat Darrell kembali menoleh padanya.

Satu minggu berselang setelah kabar Darrell akan melanjutkan studinya ke luar negri diketahui Ayana. Ayana bimbang, karena rasanya ia ingin bilang kalau dia suka pada Darrell, tapi dia tidak cukup berani. Ayana takut jika nanti malah membuat hubungannya dengan Darrell merenggang. 

Hampir sebulan dan Ayana semakin galau. Setelah pulang praktikum, Ayana berjalan tanpa melihat kedepan membuatnya menabrak seseorang yang juga tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Ayana mendonga sambil mengucap maaf. Darrell tertawa geli saat melihat wajah Ayana yang terlihat lelah, bingung, dan merasa bersalah.

" Lagi galau kenapa sih Ay sampai gak lihat ada orang segede ini didepanmu?"tanya Darrell masih sambil tertawa ringan.

Galauin kamu, kak. batin Ayana. Yang keluar dari mulut Ayana jelas bukan itu. " Enggak, lagi capek aja abis praktikum. Kak Darrell emang berangkat kapan?" 

"Rencana akhir tahun, tapi belum tahu. Kemarin ada kabar berangkat tiga bulan lagi."

Mendengar itu, membuat bahu Ayana semakin merosot turun. 

******
Ayana yang sedang galau karena akan ditinggal Darrell menempuh studinya terus saja mendengarkan lagu melow yang seakan sesuai dengan suasana hatinya. Saat Ayana sedang duduk di sebuah cafe sambil mengerjakan tugas, lagu milik Endah n Rhesa - When You Love Someone sedang diputar di cafe tersebut. 

Ayana menghayati setiap liriknya. Lirik yang sangat pas untuk kisah cintanya. Ketika lagu hampir habis, seperti ada bisikan untuk dia. Bisikan yang menyuruhnya untuk tidak menyerah.

And I never thought that I'm so strongI stuck on you and wait so longBut when love comes it can't be wrongDon't ever give up just try and try to get what you wantCause love will find the way....
When you love someoneJust be brave to say that you want him to be with youWhen you hold your loveDon't ever let it goOr you will loose your chanceTo make your dreams come true...

Lirik lagu Endah n Rhesa seakan mendorong Ayana untuk mengungkapkan isi hatinya. Saat Ayana yakin akan mengungkapkan, tak berapa lama dia menggelengkan kepala seakan tidak yakin. Hal itu terus saja berulang.

Hingga suatu pagi saat Ayana melihat dan mendengar beberapa dokter dan teman Darrell yang tengah memberikan selamat pada Darrell karena berhasil mendapat beasiswa untuk menempuh studi spesialis yang Darrell impikan, Ayana bertekad untuk mengatakan perasaannya pada Darrell.

Bodo amat deh kak Darrell juga suka sama gue apa enggak, yang penting gue udah ngungkapin. Daripada entar gue nyesel. batin Ayana.

Ayana masih sibuk dengan pikirannya. Dia tidak sadar saat Darrell berjalan ke arahnya. 
"Serius banget Ay, mikirin apa?"

Ayana yang bingung, masih saja diam dan berbasa-basi. Saat Darrell berpamitan karena masih ada pasien, Ayana menahan tangan Darrell.

"Kak Darrell.."panggil Ayana tanpa ada lanjutnyanya.

Darrell yang bingung karena Ayana masih saja diam. "Kenapa Ay?"
"Sebelumnya kak Darrell dengerin aku dulu ya, jangan disela karena ada yang mau aku bilang ke kak Darrell. Tapi kak Darrell jangan ketawa, jangan marah, jangan ngeledek, jangan.."perkataan Ayana dipotong Darrell.
"Ngomongnya sambil napas kenapa Ay. Emang kamu mau ngomong apa?
"Aku suka sama kak Darrell dan udah lama kagum sama kakak. Tapi aku nggak ada maksud apa-apa kok kak. Aku cuma mau ngungkapin apa yang aku rasain sebelum kak Darrell berangkat. Aku nggak mau kalo nanti aku bakal nyesel. Udah itu aja kak, sekarang kakak boleh nemuin pasien lagi."Ucap Ayana bersiap kabur dari hadapan Darrell.

Darrell yang mendengarnya tentu kaget, tapi sekaligus senang saat mendengar pernyataan Ayana. "Kamu itu baru nyatain perasaan udah mau main kabur aja. Nggak bertanggung jawab banget."Ucap Darrell.

"Kan niatku cuma mau ngungkapin perasaanku aja kak, jadi ya-"
"Makasih karena kamu lebih berani bilang duluan ke aku. Kamu nggak papa kan kalo harus LDR? Aku janji habis nyelesein spesialisku, aku bakal dateng ke rumah ketemu sama papa kamu."
Ayana yang bingung dengan ucapan Darrell hanya bisa menganga mencerna setiap kata yang keluar dari mulut kakak tingkatnya itu.

Darrell kembali bertanya pada Ayana. "Ay, kamu mau kan nunggu aku?"
Ayana yang terus menatap Darrell akhirnya mengangguk. Darrell yang merasa gemas dengan ekspresi Ayana, kemudian mengacak-ngacak rambut Ayana seperti anak kecil.


Ayana kembali tersadar dari lamunannya ketika handphone miliknya bergetar. Sebuah pesan singkat yang mampu membuat senyum Ayana mengembang dengan sendirinya.

To: Ayana

Miss you so much.. 😢
Can't wait to see you next two weeks.
I love you 😘😚

Regards,

F
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Mengenai Saya

Barcode Projects
Lihat profil lengkapku

About me

Barcode Projects adalah sebuah proyek menulis yang diinisiasi oleh dua perempuan sok struggle dan tukang baper. Perempuan yang dimaksud adalah Ferizka Winda dan Vindiasari Putri.

Barcode Projects sendiri memiliki kepanjangan 'Barengan corat-coret'. Barcode Projects ini dijadikan wadah menulis dan berbagi cerita.

Labels

  • 1
  • 10
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • A
  • Barcodeprojects
  • Bebas
  • Cinta
  • Cowok
  • Evaluasi
  • F
  • Family
  • First Experience
  • Friend
  • Lagu
  • Review
  • Society
  • V

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • ▼  2017 (95)
    • ▼  November (1)
      • #69, 70, 71, 72, 73, 74,75, 76, 77, 78
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (10)
    • ►  Agustus (14)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (19)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (15)
    • ►  Februari (9)

Created with by BeautyTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates