#6 Pake Media Sosial itu, Kudu Bijaksana juga lho

Yeay, udah minggu keenam dan alhamdulillah bisa lanjut ke tema-tema berikutnya. J

Yups, seperti yang udah Vindi bilang di-posting-an sebelumnya, kalau tema kali ini tentang society. Tulisan ini pure opini aku dan nggak ada maksud buat sok tahu, nyakitin, nyinggung atau apapun itu. Aku juga lagi berusaha buat melihat dan menulis yang objective. Karena yang subjective kadang suka pake hati haha *abaikan*

Dan di jaman yang serba modern ini, tentu kita udah nggak asing lagi dong sama social media. Dan yang lagi naik-naiknya adalah hal yang kemudian menjadi viral di social media  dan beberapa mulai menjadi isu nasional gitu.
Foto: www.similarweb.com

Kayak twit yang ditulis sama Ernest, salah satu komika yang kiprahnya kita tahu bukan cuma di stand-up comedy aja, tapi juga buku dan film. Kenapa aku kasih contoh tentang Ernest, ya karena aku sama Vindi udah sepakat untuk kasih opini kita di lingkup itu.

Social media sekarang udah kayak makanan sehari-hari buat beberapa orang. Kenapa aku bilang beberapa orang, yak karena ada yang menjadi addict sama medsos, ada yang biasa-biasa aja, dan bahkan ada yang nggak menggunakan medsos. Pagi, siang, malam seperti nggak pernah sepi. Media sosial yang awalnya sebagai wadah untuk berkomunikasi tak langsung bagi manusia modern kini sudah bertambah fungsi menjadi diary, wadah pamer, tempat jualan, album online, modus penipuan, dan masih banyak lagi. Tentunya ada hal positif yang bisa diambil dari penggunaan media social, tapi banyak juga hal negative yang kerap muncul.

Dari apa yang aku lihat dan aku rasain sih, kayak sekarang tuh jadi lebih gampang terprovokasi dari media social. Gampang adu domba, gampang sebar hoax, gampang men-judge, dan malah media social kayak jadi racun. Beberapa media news, ada yang mereka memberitakan melalui online hal yang faktanya belum akurat dan hanya mengejar rating dan sebagainya. Aku jadi yang mau baca berita jadi juga mikir, itu media berita bisa dipercaya gak sih, aktual apa enggak. 

Selain itu, kayak tentang Ernest, Uus, atau yang lainnya yang jadi viral, okay, setiap orang memang punya hak buat berpendapat. And we have to respect their opinion. Tapi kita juga sebagai pengguna media social juga harus tahu kapasitas media social itu untuk apa dan bijaksana juga untuk menggunakannya. Mungkin juga mereka yang well-known di media social juga harus sadar, kalau ketika mereka bertindak ada banyak orang yang menjadi fansnya mungkin akan mengikuti. Okay, nggak semuanya jelek, cuma untuk kita bisa jadi negara yang maju kita juga berperan dalam hal edukasi. Karena anak kecil itu akan meniru hal yang mereka lihat, dan masa pubertas adalah masa dimana mereka mencari jati diri mereka. Baiknya, mereka juga bisa bijaksana dalam bertindak maupun berkata kalau-kalau nanti mereka dijadikan panutan. Tugas mengedukasi dan mengubah bangsa kita bukan cuma tugas orang tua, guru, pahlawan, ataupun pejabat, tapi kita semua. (Yang ini maksud aku bukan ke masalah Ernest aja tapi juga ke artis atau seleb-seleb media social lainnya.)

Kita bisa sharing, bisa beropini, karena kita punya hak berpendapat sebagai masyarakat di negara kita yang demokratis ini. Tapi tentu ada etikanya. Secara, kalo kita ketemu orang dan mau berargumen secara langsung ada etikanya, tentu yang melalui media nggak langsung juga kudu ada etikanya dong. Karena kadang yang lewat social media itu suka ambigu dan bikin miscom atau salah paham. Hal itu bukan cuma buat mereka yang mau beropini, tapi juga yang ngommentari. Yang aku lihat kalo orang-orang ngomentari suka pada kelewat batas, kayak perkataan yang dipake. Kadang mereka mengomentari si A nggak punya etika, tapi cara mereka mengomentari juga kadang nggak beretika.


Sebenernya balik lagi ke kita sih yang mau lihat itu dari satu sisi aja, mau jadi komentator aja-kah, atau yang mau langsung judge tanpa cari info lebih atau yang mau mencoba menempatkan atau melihat dari sisi yang dikomentari. Nggak ada orang di dunia ini yang bisa bener-bener satu paham. Pasangan aja nyatuin dua kepala belum tentu bisa klop 100%, mereka yang kembar aja belum tentu pilihannya sama, apalagi kita yang berbeda-beda ini. 

"Respect to each other for your own peace, not for others. Be wise when you are using social media. Your attitude shows the true of you. -- FW" 

Regards,

F

You May Also Like

0 komentar