#10 Nyaliku kuat

Hi Guys! Akhirnya aku kembali lagi setelah kena denda dua kali, hiks. Tidak perlu mengingat masa lalu yang begitu menyedihkan. Mari kita melagu bersama.




Kali ini tema lagu jadi cerita menjadi sajian hangat tulisan saya. Pada kesempatan kali ini, Winda memilihkan lagu milik Endah and Rhesa. Lagu yang dipilih Winda adalah When You Love Someone. Hmm pada awalnya saya kurang sejalan dengan Winda. Meski begitu, buntutnya saya sepakat dengan Winda karena nggak ngasih masukan lain. 

Oke mari kita melagu bersama lagu When You Love Someone milik duo maut Endah and Rhesa.



Kali ini tema lagu jadi cerita menjadi sajian hangat tulisan saya. Pada kesempatan kali ini, Winda memilihkan lagu milik Endah and Rhesa. Lagu yang dipilih Winda adalah When You Love Someone. Hmm pada awalnya saya kurang sejalan dengan Winda. Meski begitu, buntutnya saya sepakat dengan Winda karena nggak ngasih masukan lain.

Bel masuk sekolah telah berdering 15 menit lalu. Tepat pukul 07.00 WIB, bel sekolah tetap berbunyi tanpa toleran. Langkah lebar dan tergesa seolah tak mampu membayar keteledoran hari ini. "Aku telat lagi," batinku.

Aku sampai ke sekolah pukul 07.15 WIB. Saat ini aku berdiri tepat di depan gerbang berwarna hijau. Telah ada seorang guru perempuan berkacamata yang siap menyambut keterlambatanku. Perempuan berjilbab itu bernama Bu Ponco.  Guru piket yang dikenal kiler di sekolah. Batinku bergejolak, "matilah aku."

Aku pun mendapat hukuman setimpal dengan perbuatanku. Hukumanku ini cukup ringan mengingat ini pertama kalinya aku terlambat sekolah. Setelah mengisi daftar keterlambatan dan menerima poin hukuman di buku catatan khusus. Aku pun masih harus berurusan dengan guru piket itu. Tak berselang lama, muncul seorang laki-laki berseragam lusuh bak seorang anak nakal. Seragamnya tidak dimasukan ke dalam celana, rambutnya cepak, dan mukanya tanpa dosa.

"Cah bagus, telat lagi," kata Bu Ponco padanya. Tak ada rasa bersalah sedikit pun di wajah laki-laki itu. Ia hanya tersenyum nyengir dan berkata singkat, "maaf, Bu."

Pada saat itu juga, aku melihat ke arahnya.
"Astaga dia kan anak yang main drum kemarin di pensi. Dia kan si penabuh drum yang charming itu," batinku.



Karena keterlambatan inilah, aku jadi menemukan siapa dirinya. Aku jadi tahu dia anak kelas berapa dan sedikit info tentang dirinya. Sejak saat itu pula, aku mengagumi laki-laki itu. Aku begitu penasaran dengan dirinya. Sampai suatu ketika aku memberanikan diri untuk menghubungi laki-laki itu.

Aku kirim pesan singkat padanya. Ia pun merespon dengan baik. Kami pun saling berbalas pesan hingga berujung pada sebuah pertemuan. Aku mengaku bahwa nyaliku cukup besar kala itu. Aku sangat berani mengirim pesan padanya. Padahal sebelumnya, kami tak saling mengenal.

Aku utarakan bahwa diriku mengagumi dirinya. Seperti lirik lagu dari Endah and Rhesa berikut ini,
"Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true..."


Kami pun saling mengenal, namun kami memutuskan untuk tak melanjutkan hubungan ke jenjang pacaran. Karena kami masih ingin memfokuskan pada pendidikan kami masing-masing.

Regards,

V

You May Also Like

0 komentar